Selasa, 17 Maret 2009

Sedu Sekedar Isi



Sungguh ahmak aku

Menunggu satu jemari mengusap sepi
Incang ku lihat sosok berjelaga kala senyap

Ku pikir hanya sebuah gelas kosong
yang terpampang di etalase bertirai sutra

Lalu sengaja ku tuangkan tinta mesra
agar terisi penuh hitam pekat sekalian

Tersadar sebelumnya
terdapat molekul-molekul kecil
bersarang pada alasnya

Dari mana datangnya kabut kelabu itu?

Hingga menggiring sekawanan luka
menyerbu perasaan ikhlasku

Bukan cinta gerinsing yang ku damba

Bukan pula sekedar isi
yang membuatku terisak sangat

Hanya hasrat utuh semakin bergejolak

Meronta-ronta sepasang sayap tulus
mendekap jiwa

Tak bisakah bukan lagi senja
yang kerap memerah jambu di sore itu?

Sementara sesudahnya
kekosongan di hingar bingar

Lantas
Pada siapa lagi sembunyikan realita cinta

Aku tak mengharap menjadi benalu
yang mencumbu casuarina

Aku hanya menolak mengeksploitasi rasa
dari tatapan getar pertamaku

Maksud hati
ingin memeluk pelangi sendiri

Namun ia tak terbangun
dari satu warna abadi

Rainame



Tidak ada komentar:

Posting Komentar