
Lugu kau seakan jadi mau
Bercengkrama bersama dawai bernada
Mana tahu berbunyi nyaring jadi genderang
Tipis tajam di ujung jaripun terasa luka
Selama meringis di bodohi gairah sesaat
Tak urung bagai pasilan pun tak mengapa
Demi kau .......
Sebuah filamen tak berikat di pungut oleh si dungu
bukan alibi mengikuti fluktuasi gejolak dari awal sebuah hasrat
Lalu abaikan saja si dungu
Dengan berpantomim menyudutkan salah satu
Beri kasih pada lampaunya sedang derai dan cemburu berbisik
Isak hanya terisak
Berbaring basah kuyup
Dengan arang di muka telanjang
Terisolasi dalam jeruji pesakitan sunyi
Sebentar gerutu berbentak-bentak
Sebuah lelucon,sebuah kamuflase
Kau mainkan di atas keahmakkanku
Cinta semu hanya berupa imitasi semata
Karena dengan gulita
Tinggal dungu disini tanpa satu parafin
Jangan....jangan berlari...
Bercengkrama bersama dawai bernada
Mana tahu berbunyi nyaring jadi genderang
Tipis tajam di ujung jaripun terasa luka
Selama meringis di bodohi gairah sesaat
Tak urung bagai pasilan pun tak mengapa
Demi kau .......
Sebuah filamen tak berikat di pungut oleh si dungu
bukan alibi mengikuti fluktuasi gejolak dari awal sebuah hasrat
Lalu abaikan saja si dungu
Dengan berpantomim menyudutkan salah satu
Beri kasih pada lampaunya sedang derai dan cemburu berbisik
Isak hanya terisak
Berbaring basah kuyup
Dengan arang di muka telanjang
Terisolasi dalam jeruji pesakitan sunyi
Sebentar gerutu berbentak-bentak
Sebuah lelucon,sebuah kamuflase
Kau mainkan di atas keahmakkanku
Cinta semu hanya berupa imitasi semata
Karena dengan gulita
Tinggal dungu disini tanpa satu parafin
Jangan....jangan berlari...
Ini aku merintih,meronta
Masih mendamba buai pelukmu
Terpenjara di kejengahan
Sesudah hadirku kau tepis percuma
"apa benar tiada lagi gelora untukku?"
Katakan saja...
Apa aku hanya dirundung sepi
Begini caramu mencampa nurani
Memperkosa asaku biar terkubur mati
beserta lupa,sesal dan caci
Serupa benar begitu pula
Merotasi sebuah fakta serta rasa bersalah
Mengiris kalbu tanpa suatu kata "maaf"
Pergi ......
Ku usir kau dan kemegahanmu
Hela nafasku ini kini terengah
Seraya berkata:"kumohon kembali saja".....
Sempat dengan menggigit bibir biru menggigil
Atau hanya bisa berfrasa klise
Apakah berkaca pada cermin
Si dungu bermonolog?
Sekedar gelak tawa terbahak-bahak
Sesudahnya cekikikan dalam tangisan
Berlarian berkawan gerimis dan teriakan tak berarti
Bersenda gurau bersama angin yang mengibas sepi
di pepohonan tanpa filial kering keronta
Sedang disana
tiada paregoric untuk paranoiac
RAINAME.......
Masih mendamba buai pelukmu
Terpenjara di kejengahan
Sesudah hadirku kau tepis percuma
"apa benar tiada lagi gelora untukku?"
Katakan saja...
Apa aku hanya dirundung sepi
Begini caramu mencampa nurani
Memperkosa asaku biar terkubur mati
beserta lupa,sesal dan caci
Serupa benar begitu pula
Merotasi sebuah fakta serta rasa bersalah
Mengiris kalbu tanpa suatu kata "maaf"
Pergi ......
Ku usir kau dan kemegahanmu
Hela nafasku ini kini terengah
Seraya berkata:"kumohon kembali saja".....
Sempat dengan menggigit bibir biru menggigil
Atau hanya bisa berfrasa klise
Apakah berkaca pada cermin
Si dungu bermonolog?
Sekedar gelak tawa terbahak-bahak
Sesudahnya cekikikan dalam tangisan
Berlarian berkawan gerimis dan teriakan tak berarti
Bersenda gurau bersama angin yang mengibas sepi
di pepohonan tanpa filial kering keronta
Sedang disana
tiada paregoric untuk paranoiac
RAINAME.......

g bisa di copy....!!!
BalasHapusjangan di klik kanan
habis di block terus di control C aja